Wednesday, December 3, 2008

Tuhan (pun) Berlogika

Beberapa minggu lalu, saya dengan beberapa teman mendapat panggilan untuk mengikuti ujian dinas kenaikan pangkat. Sebuah ujian yang kelulusannya dapat membuat golongan kami menanjak lebih tinggi. Ujian ini juga seringkali menjadi sebuah “hantu” bagi para pesertanya. Banyak orang yang tertunda kenaikan pangkatnya karena tidak lulus dalam ujian ini. Walaupun banyak juga yang berhasil.

Ketika Ujian selesai dilaksanakan. Beberapa hari setelahnya. Salah seorang teman saya pernah nyeletuk kepada saya, ketika saya keluar, setelah berada agak lama di dalam mesjid untuk berdoa.

“Rid…rid…. Percuma kalau doa minta lulus ujian dinas sekarang. Ngga ngaruh. Harusnya doa minta kelulusannya sebelum ujian… ngga setelah ujian. Ngga logis.”

Saya hanya tersenyum membalasnya, walau hati sedikit bergejolak. Kalau dipikir secara logika, itu bisa dibenarkan. Usaha kita, belajar sekaligus berdoa, itu memang seharusnya berada di awal. Wong ujiannya sudah. Sejatinya hasilnya sudah ada. Minta atau tidak minta, yah tidak akan pengaruh, karena memang hasilnya, sejatinya, telah ada.

Tapi dalam hati saya, entah kenapa, ada keyakinan lain. Sebuah keyakinan yang menyatakan bahwa logikanya itu salah. Logika manusia hanya sebuah logika yang partikular. Logika person per person. Dan saya juga yakin bahwa ada logika yang lebih tinggi dari logika manusia yang sifatnya partikular, yaitu logika yang universal.

Ketika pikiran nalar manusia telah kehilangan “benang”-nya, karena terbatasi (dibaca: terputus) oleh tingkat kecerdasan dan pengalamannya yang mengharuskan ada “titik” yang tak bisa dihindari. Namun, logika universal tak akan pernah kehabisan “benang”-nya dan dapat mengganti “titik” menjadi hanya sebuah “koma”. Tapi tentunya, sebagai manusia, hal ini membutuhkan sebuah “keyakinan” atau “iman” untuk menerima logika tersebut.

Dengan nada yang sedikit rendah, mungkin tak terdengar, saya menjawab “Ah…, Tuhan juga punya logika, Kang.”

1 comment:

Anonymous said...

saya jadi inget lagu Bimbo

Aku jauh Engkau jauh
Aku Dekat Engkau Dekat....

seperti itulah diri kita...